BERITABREBES – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meluncurkan materi audiovisual penyuluhan percepatan penurunan stunting untuk digunakan oleh para penyuluh agama. Lewat bahasa agama yang dikuasai para penyuluh agama, masyarakat lebih mudah menerima pemahaman pencegahan stunting. Kegiatan peluncuran materi audiovisual secara nasional dilaksanakan secara daring dan luring yang dipusatkan di Pendopo Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Senin (28/11/2022).
Kepala BKKBN Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) menyebut kegiatan yang baru pertama kali digelar itu sebagai “dari Brebes untuk Indonesia”. Kegiatan luringnya dihadiri sekitar 650 penyuluh agama dan lebih dari 1.000 orang mengikuti secara daring.
Mewakili Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Direktur Penerangan Agama Islam Kementerian Agama Dr. H. Ahmad Zayadi, M.Pd., mengingatkan sumber daya yang dimiliki, perlu dikolaborasi dengan baik sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan bangsa.
Saat ini terdapat 50.262 Penyuluh Agama PNS dan 45.000 Penyuluh Agama Non PNS, yang kesemuanya adalah aparat atau instrumen negara. Sebanyak 10.032 di antaranya telah mengikuti Bimtek Penguatan Kompetensi Penceramah Agama dan tergabung dalam Majelis Da’i Kebangsaan.
“Penyuluh agama, penceramah agama, dai dan dai’ah memiliki kemampuan yang spesial, yakni mudah menyampaikan upaya pencegahan stunting dengan menggunakan bahasa agama,” kata Ahmad Zayadi.
Menurut Ahmad Zayadi, potensi ini dapat mempercepat penurunan angka stunting menjadi sesuai target 14% di tahun 2024. Prevalensi stunting di Kabupaten Brebes dimana berdasarkan SSGI 2021 angka stuntingnya 26.3% juga harus diturunkan.
“Penyuluh Agama menjadi rujukan umat. Ini penting, karena Penyuluh Agama menjadi sumber literatur dalam memperkuat moderasi agama masyarakat,” kata Ahmad Zayadi.
Ditambah dengan kolaborasi kementerian dan lembaga, antaranya melalui rumusan kebijakan, Ahmad Zayadi sekali lagi berharap setiap ikhtiar percepatan penurunan stunting dapat dituntaskan dengan baik.
Kepala BKKBN Dr.(HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.O.G. (K). dalam sambutannya mengatakan di Indonesia terdapat 4,8 juta kehamilan per tahun. Jumlah tersebut setara dengan penduduk Singapura.
“Sehingga kita melahirkan satu negara tiap tahun,” kata Hasto yang disambut tepuk tangan dari para peserta.
Hasto mengatakan keterlibatan setiap pihak dibutuhkan dalam upaya penurunan stunting salah satunya Penyuluh Agama. Maka atas arahan Menteri Agama kegiatan hari ini diinisiasi sebagai bentuk pembekalan bagi Penyuluh Agama untuk turut berperan dalam menyampaikan pengetahuan program Percepatan Penurunan Stunting kepada masyarakat di Indonesia.
Terkait dengan Penyuluh KB, Hasto berharap Penyuluh Agama dapat membagikan pengetahuan agama terkait pembentukan keluarga sakinah mawaddah warrahmah, sehingga Penyuluh KB tidak hanya memberikan informasi mengenai keluarga tapi juga menjadi contoh teladan dalam membina keluarga sakinah, mawadah, warohmah.
Hasto menyebutkan setiap tahun tercatat ada 2 juta pernikahan, dimana 1,6 juta hamil pada tahun pertama pernikahan. Dan ada 400.000 bayi yang dilahirkan diantaranya berpeluang stunting. Diperlukan kolaborasi dari lintas sektor sehingga upaya pencegahan kasus stunting dapat dilakukan semenjak dini, yaitu sebelum pernikahan.
Pendampingan pasutri baru dilakukan, terutama bagi calon ibu yang terdeteksi stunting setelah dilakukan pemeriksaan sebelum pernikahan. Boleh menikah, tapi jangan hamil dulu. Bagi calon ibu, dilakukan pemeriksaan lingkar lengan atas dan HB, sementara calon ayah, 75 hari sebelum pembuahan perlu mengurangi kebiasaan buruk seperti rokok dan alkohol supaya bibitnya bagus.
Karena lewat 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), …