BANYUWANGI – Patut di apresiasi, petugas kepolisian tak butuh waktu lama mengungkap motif penganiayaan yang menimpa ketua Majelis Ulama’ Infonesia Kec. Pesanggaran KH. Affandi Musyafa’ itu.
Polisi telah berhasil menguak motif Darmanto (pelaku) sampai tega menyerang dan melukai KH. Affandi Musyafa.
Dari keterangan yang di himpun awak media, pelaku sempat mengaku tak sadar dan seolah dikuasai mahluk lain sehingga melakukan penyerangan terhadap KH. Affandi Musyafa saat itu.
Namun hal itu ternyata hanya cerita rekayasa Darmanto sesaat setelah ditangkap Forpimka Kecamatan
Pesanggaran, di dekat Puskesmas Yosomulyo, Kecamatan Gambiran.
Semua cerita itu kemudian diakui
Darmanto..!
Pria asal Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan itu akhirnya mengakui yang sebenarnya bahwa ia sakit hati kepada KH. Affandi Musyafa yang telah menegurnya karena sering masuk asrama putri Ponpes Al Hidayah.
Hal itu di ceritakan pelaku (Darmanto) usai diajak makan oleh polisi.
Semua di akui Darmanto ketika diperiksa di Mapolsek Pesanggaran setelah sebelumnya pria yang baru 15 hari tinggal bersama KH Affandi Musyafa itu diajak singgah di sebuah warung oleh rombongan Forpimka Kecamatan Pesanggaran untuk makan.
“Kita ajak makan, pelaku minta sop, kita kasih rokok juga,” ucap Kapolsek
Pesanggaran AKP Subandi.
Ketika melarikan diri, Darmanto tidak banyak membawa bekal. Ia pun tak membawa pakaian ganti, hanya membawa roti dan HP yang dikemas dalam tas plastik. Uang yang dibawapun hanya Rp. 80 ribu,” ungkap AKP Subandi.
Bekal uang Darmanto yang minim menguntungkan polisi yang melakukan pengejaran. Karena pergerakan pelaku meninggalkan Banyuwangi menjadi lambat.
“Di Buk Putih Kecamatan Siliragung ada yang melihat pelaku jalan kaki. Kemudian menumpang kendaraan yang melintas. Sampai Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, jalan lagi,” tambahnya.
Andai uang Darmanto banyak bisa jadi terduga pelaku penganiayaan terhadap KH Affandi Musyafa akan sulit dikejar. Dengan mudah pria asal Palembang, Sumatera Selatan, tersebut naik angkutan umum menuju Surabaya dan lanjut menuju Sumatera.
“Itu diakui oleh Darmanto waktu kita tangkap. Uang yang terbatas membuatnya susah untuk melarikan diri,” pungkas Kapolsek.**
(Bagus)