PADANG – Genre musik pop Indonesia era 80-an punya warna dan sejarah tersendiri bagi dunia musik di Tanah Air. Untuk menyajikannya kembali di era milenial, Hen Parcha merilis lagu Kau Pelita Hidup Ini pada Sabtu, 20 November 2021 di platform musik digital.

Hen Parcha saat diwawancarai pada Sabtu (20/11/2021) mengatakan, lagu Kau Pelita Hidup Ini ia tulis terinspirasi dari kisah yang pernah ia alami. Setiap ia bikin lagu, liriknya dari pengalaman hidupnya sendiri.

“Saya adalah tipe orang yang ingin tahu tentang apa saja, termasuk huru hara pada jaman remaja-remaja dulu, sehingga kalau diceritakan bikin malu juga sih, tapi nggak apa-apalah. Jadi begini, karena dulu saat liar jadi orang, saya lupa dan tak kenal dengan arti cinta. Kenapa? Karena saat itu ada cewek yang mau dekat dengan saya namun tak pernah saya pedulikan, karena saya tak pernah merasakan itu, padahal dia serius sekali loh, engkau pelita hatiku, itu katanya, ha ha ha. Saya buat jadi lirik lagu,” kata Hen Parcha.

Hen Parcha juga mengatakan lagu Kau Pelita Hidup Ini bercerita tentang kekasih yang ingin mendapatkan cintanya dan menjadikan cintanya abadi untuk selamanya. Melalui lagu tersebut Hen Parcha menyampaikan pesan, cinta yang sesungguhnya adalah keabadian, tanpa cinta hidup ini gersang.

Hen Parcha memiliki nama asli Zuhelman, Penyanyi asal Padang tersebut kelahiran 23 Oktober 1976, ia disebut-sebut penggemarnya sebagai The Next Charles Hutagalung, salah seorang musisi legendaris Indonesia. Mendengar karya-karya lagu yang dirilis Hen Parcha, bagi mereka seperti dihadirkan kembali warna musik Pop Indonesia era 80-an yang saat itu ikut dirajai oleh vokalis The Mercy’s dan The Ge&Ge yang sudah berpulang.

Menanggapi pandangan tersebut, Hen Parcha mengatakan, ia senang dengan karya-karya Charles Hutagalung, Rinto Harahap, Benny Panjaitan, karya musisi-musisi tersebut liriknya mudah dicerna sehingga mudah melekat diingatan masyarakat.

“Saya ucapkap terimakasih buat semua yang telah menyempatkan untuk mendengar karya-karya lagu saya. Saya tentunya bersyukur atas pemberian dari Yang Maha Kuasa pada diri saya ini, dan tak lebih dari itu,” kata Hen Parcha.

Lebih lanjut Hen Parcha mengatakan, secara pribadi ia suka semua genre musik, namun dalam melahirkan karya ia memilih style dan genre Pop era 80-an. Hen Parcha menilai warna musik tersebut mudah untuk dimengerti dan mudah untuk dibawakan oleh siapa saja.

“Ya, perbedaan itu mungkin menurut selera masing-masing, dan itu tidak bisa dipungkiri, karena seni indah dan setiap genre musik memiliki keindahannya masing-masing. Kita tidak perlu paksakan selera orang lah. Mereka kan punya hak sendiri, ada yang suka aliran musik pop, ada yang suka nge-beat, rock, dangdut, dan sebagainya, itu selera mereka dan saya pribadi tak mempersoalkan itu deh,” kata Hen Parcha.

Mengenang perjalanan karirnya di dunia musik, Hen Parcha waktu masih duduk di bangku sekolah sering melihat grup band yang tampil di acara pesta-pesta perkawinan. Hen Parcha mengamati style para pemain saat itu secara satu persatu, sehingga membuatnya terinspirasi hingga sekarang.

Tentang kebisaannya memainkan alat-alat musik, Hen Parcha belajar secara otodidak, hanya dengan sering mengamati dan mendengarkan musik dan lagu-lagu. Begitu juga dengan hobinya menulis lagu, ia termotivasi dari bapak kandungnya sendiri yang sudah almarhum. Bapaknya tersebut seorang penyair dan penyanyi lagu tradisional, Dendang Pauah.

“Saya lebih mengistimewakan dan membanggakan karya anak-anak negeri yang tidak kalah bagusnya dengan karya lagu dari mancanegara. Banggalah dengan karya sendiri meskipun itu tidak sempurna,” kata Hen Parcha.

Editor : Bagus
Dilaporkan oleh : Muhammad Fadhli

By admin

Tinggalkan Balasan