Tamiang Layang – Update Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di kabupaten Barito Timur (Bartim) provinsi Kalimantan Tengah, hari ini 10 pasien sembuh, meski ada penambahan positif baru 2 kasus, warga diminta waspada dan terapkan Protokol Kesehatan (Prokes).
Ketua Bidang Komonikasi Publik Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Bartim, Drs. Dwi Aryanto menyampaikan “Dari data hari ini 10 pasien sembuh, meski ada penambahan positif baru 2 kasus, untuk itu kami minta warga tetap waspada dan terapkan Prokes “, ujarnya melalui rilis grup Media Center Gugus Tugas, Minggu 29 Agustus 2021.
Adapun 10 pasien yang sembuh berasal dari Kecamatan Paju Epat 2 orang, Dusun Timur 4 orang, Dusun Tengah 4 orang, Patangkep Tutui 3 orang dan dari Kecamatan Benua Lima 1 orang.
Sedangkan penambahan 2 positif baru berasal dari Kecamatan Pematang Karau 1 orang dan dari Kecamatan Dusun Tengah 1 orang.
Secara kumulatif kasus Covid-19 di Bartim 1897 kasus, sebanyak 1756 orang pasien sudah sembuh, 99 orang masih dalam perawatan dan 42 orang dinyatakan meninggal dunia.
Adapun 99 pasien yang masih dalam penaganan tersebar di sepuluh kecamatan, dengan rincian dari kecamatan Pematang Karau 3 orang, Karusen Janang 7 orang, Paju Epat 3 orang, Dusun Timur 56 orang, Raren Batuah 5 orang, Dusun Tengah 2 orang, Paku 2 orang, Awang 1 orang, Patangkep Tutui 14 orang dan dari Kecamatan Benua Lima 6 orang.
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik Bartim tersebut mengimbau masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan sehingga terhindar dari penularan Covid-19.
“Bersama pemerintah dan seluruh komponen masyarakat mari kita bersama-sama untuk lebih mendisiplinkan diri dan keluarga dalam mencegah dan memutus mata rantai Covid -19 dari wilayah kita dengan selalu mematuhi protokol pencegahannya”, ajaknya.
Dukungan dan komitmen seluruh elemen masyarakat sangat diharapkan dalam penanganan Covid-19 di Kabupaten Barito Timur, dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan dengan 5M yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas, pungkasnya (Ahmad Fahrizali)